Minggu, 08 September 2013

LAUTAN DARAH DI NEGRI SYAM



 
Ketika daratan menjadi lautan darah dan kedamaian menjadi ketegangan
 keheningan malam pun telah menjadi  arena perang .
Langit tak lagi memancarkan sinarnya dari bintang –  bintang tapi dari letusan api yang menyinari bumi dengan kezaliman .
Disaat itu yang terpandang mata hanya nyawa- nyawa melayang berserakan dan yang terdengar telinga hanya tangisan dan jeritan yang mengiringi setiap jasad yang tak ada nafasnya.
Di langit  tak lagi terlihat beningnya awan tapi terlihat asap – asap kemusnahan yang telah membakar hunian insan dan
meruntuhkan rumah –  rumah ilahi.
Ketika qlabu menjadi batu dan nyawa menjadi obralan saat itu yang terlihat hanya kemurkaan dibumi ini dan yang terdengar hanya tawaan iblis yang bahagia atas kemenanganya.
Ketika perang tak lagi mempertahankan negri tapi mempertahankan kepemimpinan maka yang terlihat senjata kematian melawan anak negri dan yang terdengar kalimat  " Allahu akbar "dari anak negri yang rindu kedamaian.
Semoga di esok hari sang ilahi akan memancarkan sinar kedamaian dan memusnahkan setiap kedzaliman dan melumpuhkan pengikut syetan serta menurunkan azab untuk setiap musuh dinul islam
Amin Ya Rabal Alamin.