Jumat, 12 Februari 2016

SELEMBAR SURAT UNTUK SAHABATKU



SAHABATKU !
siapakah aku yang dulu  dan siapakah aku yang sekarang ini bukan sebuah judul lagu tapi sebuah kisah nyata yang menjadi kisah akhir dari perjalanan persahabatan kita  ...

Sahabatku !
Masikah kau ingat siapa aku yang dulu ! 
Aku adalah gadis yang berpenampilan seksi tanpa hijab hampir seluruh pakaianku memperlihatkan lekuk tubuhku , aku adalah sahabatmu yang memiliki banyak teman dan bergaul dengan siapa saja tanpa batasan ...

Sahabatku !
mengapa ketika aku memilih jalan yang Allah ridhai di sinilah mulai  aku merasakan ditinggal oleh sahabat sahabat baikku  yang dulu teramat dekat dengan ku .

Sahabatku !
apakah ini smua hanya karena perubahan penampilanku dalam menutup aurat ...
memang aku yang skarang menutup seluruh tubuhku dan hanya mata dan kedua tanganku yang terlihat , menutup auratku dengan berhijab dan berniqab yang seharusnya aku lakukan dari dulu .... 
Aku memang sudah banyak berubah dalam bersikap dan berprilaku tapi aku masih menganggap kalian sahabatku.....

Sahabatku !
Apa hanya karena caraku yang berbeda dalam mendekatkan diriku ke pada Rabbku lalu engkau menjauhiku ...
Apa hanya karena perubahanku ini, membuatmu dan beberapa sahabatku yang lain mundur meninggalkanku.

Sahabatku !
apa kalian beranggapan aku sok alim sok sholeha atau alasan lainnya yang memebuatku semakin terluka.......

Sahabatku !
Apakah kalian beranggapan aku berada dalam kesesatan sehingga kalian takut untuk dekat denganku.
Atau kalian beranggapan aku sudah kehilangan akal sehatku sehingga kalian beranggapan tak pantas bersahabat denganku

Sahabatku !
Aku menyadari mustahil memang menuntut kalian untuk setia bersamaku seperti dulu ....
Aku menyadari tak mampu memaksa kalian untuk tetap bersahabat dengan ku

Sahabatku !
Seharusnya kalian tetap bersamaku mendukung langkahku untuk mendapatkan ridha Ilahi .... 

Sahabatku !
Ini sudah merupakan keyakinan dan jalan yang aku pilih menuju  cinta dan ridha Allah dan cukuplah sampai disini jalan cerita persahabatan kita ....
Mungkin ini memang merupakan langkah terbaik agar aku tidak tersesat kembali seperti dulu disaat bersama kalian  ....

Sahabatku !
Aku berharap Allah memberikan hidayahNya kepada mu agar engkau memperbaiki jalanmu dan menutup auratmu sebelum ajal menjemputmu  .....


Dari sahabatmu , 
Ukhtik fillah 





Kamis, 04 Februari 2016

Adab Memberi Faidah atau Nasehat dalam Media Sosial

بسم الله الرحمن الرحيم

📑 Adab Memberi Faidah atau Nasehat dalam Media Sosial

📃 Memberi faidah ilmu atau nasehat singkat baik melalui SMS atau status di jejaring sosial seperti facebook, BBM, Whats App, dll adalah amal mulia, salah satu bentuk taqarrub ilallah yang berpahala -insya Allah-.

📌 Namun ada yang perlu diperhatikan terkait dengan perbuatan ini, diantaranya adalah beberapa hal berikut:

1). Niat dan ini penting. Bahkan lebih penting dari amal shaleh itu sendiri.

⇨ Yahya bin Abi Katsir berkata, “Pelajarilah tentang niat, karena ia lebih penting dari amal.” (Jami Al Ulum wal Hikam, hal 18). Maka, hendaknya dilakukan dengan ikhlas, bermujahadah (bersungguh-sungguh) melawan niat riya, pamer, ingin dipuji, atau dapat jempol banyak dan lain-lain.

⇨ Mengapa harus bermujahadah? Karena mengikhlaskan niat itu tidak mudah. Sufyan Atsauri berkata, “Tidak ada sesuatu yang paling sulit aku hadapi selain niatku, karena ia senantiasa berbolak-balik.” Jangan sampai, niat mulia menebar ilmu berubah menjadi pamer ilmu. Nas`lullahal ‘afwa wal ‘aafiyah.

Apakah Janin Yang Mati Keguguran Perlu Dikafani Dan Dishalatkan ?

بسم الله الرحمن الرحيم

 📝 TANYA JAWAB : Apakah Janin Yang Mati Keguguran Perlu Dikafani Dan 
Dishalatkan❓
 Pertanyaan :
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Ada seorang perempuan yang keguguran saat janin berumur 6 bulan. Ia bekerja di tempat yang berat dan melelahkan, meskipun demikian ia masih tetap melaksanakan puasa Ramadhan. Ia khawatir jika penyebab keguguran itu adalah pekerjaannya yang berat ini. Dan janin itu dikuburkan tanpa dishalati, bagaimana hukum tidak menshalatinya ? Dan apakah yang harus dikerjakan wanita itu agar keraguan yang menyelimuti hatinya bahwa penyebab keguguran adalah dirinya bisa dihilangkan ?

Senin, 01 Februari 2016

JANGAN LUPA MEMBACA

👉Jangan lupa membaca  “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

👉 jangan lupa membaca ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, 
  Kata Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam pada ‘Abdullah bin Qois,

يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ

“Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386)

👉 jangan lupa membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIH.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Barangsiapa yang mengucapkan: SUBHANALLAHI WABIHAMDIH (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari 100 (seratus) kali, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni (Allah) walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Imam Al-Bukhari no. 5926 dan Muslim no. 2691).